BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Meningkatkan produksi, peredaran dan penggunaan obat
tradisional, di sisi lain dicemari oleh beredarnya obat tradisional yang tidak
terdaftar, obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat atau mengandung bahan-bahan
berbahaya lainnya serta obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan mutu. Peredaran
dan penggunaan obat tradisional seperti ini selain sangat membahayakan
kesehatan/jiwa konsumen juga merusak citra obat tradisional secara keseluruhan.
Guna melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan obat tradisional yang tidak
terdaftar atau tidak memenuhi syarat , ditempuh berbagai langkah strategis,
antara lain penyebaran informasi yang cukup kepada masyarakat dan pengusaha,
termasuk informasi mengenai peraturan perundangan-undangan yang berlaku di
bidang obat tradisional (Ditjen POM, 2002).
Obat
tradisional menurut WHO 2008 adalah jumlah total dari pengetahuan, keterampilan
dan praktek berdasarkan teori, keyakinan dan pengalaman adat budaya yang
berbeda yang digunakan untuk menjaga kesehatan, serta mencegah, mendiagnosa,
memperbaiki atau mengobati penyakit fisik dan mental. Organisasi Kesehatan
Dunia atau WHO telah membuat strategi untuk mendukung dan mengintegrasikan
pengobatan tradisional termasuk didalamnya obat-obatan herbal ke dalam sistem
kesehatan nasional bagi negara-negara anggota WHO. Sehingga dari hasil yang
didapatkan oleh WHO dibeberapa negara di antaranya seperti Amerika terdapat 20,8%
mastarakat menggunakan obat tradisional, sedangkan Jepang dan Cina sekitar
60,5% masyarakat menggunakan obat herbal (WHO, 2008).
Pengobatan
tradisional di Indonesia yang digunakan secara turun temurun bukan hanya untuk
mengobati suatu penyakit tertentu tetapi digunakan juga untuk ibu yang sedang
dalam masa nifas. Obat tradisional yang digunakan untuk ibu nifas berfungsi
membantu memperbaiki alat-alat reproduksi agar pulih seperti sebelum hamil.(
Rahayu, 2006 )
Negara Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki potensi tinggi dalam bidang
pengobatan herbal. Hal ini didukung oleh kondisi negara Indonesia yang beriklim
tropis dan mempunyai tanaman yang sangat beraneka ragam. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengobatan cara nenek moyang atau
pengobatan tradisional dengan menggunakan obat-obatan herbal mulai kembali
banyak diincar. Hal ini sesuai dengan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 yang
dilakukan Kementrian Kesehatan menunjukkan, 59,12 % penduduk pernah mengonsumsi
jamu dan 95 % dari jumlah tersebut mengakui manfaat ramuan tradisional untuk
kesehatan.( Rahayu, 2006 ).
Berdasarkan data
yang didapatkan dari Dinkes Propinsi Aceh menyatakan bahwa masih banyak
masyarakat di Aceh secara umum masih menggunakan obat tradisional tidak hanya
pada ibu nifas tetapi juga pada penyakit-penyakit yang lain, sehingga bisa
dipersenkan sekitar 62% masyarakat Aceh menggunakan obat tradisional karena
merupakan obat dari turun temurun (Dinkes Propinsi, 2010).
Berdasarkan data
yang penulis dapatkan saat melakukan pengambilan data awal di Wilayah Kerja Puskesmas
Reubee Kecamatan Delima Kabupaten Pidie masih banyak menggunakan obat
tradisional sebagai sarana alternatif untuk mengobati berbagai penyakit,
termasuk kepada ibu yang selesai melahirkan (nifas). Hal itu dikarenakan dari
seluruh populasi yang dijadikan sebagai sampel terdapat bahwa ibu nifas lebih
memilih obat tradisional daripada obat yang lain. Masyarakat Reubee Kecamatan
Delima menggunakan obat tradisional secara turun-temurun, dan hampir semua
masyarakat menggunakan obat tradisional, hal ini terlihat dari data yang
penulis ambil dari kepala KIA Puskesmas Reubee mulai bulan Januari sampai Desember
2015 dengan ibu nifas yaitu 189 ibu nifas, 120 (63,4%) orang diantaranya masih
menggunakan obat-obatan tradisional yang diyakini oleh para ibu nifas bisa
merapatkan kembali otot kewanitaan setelah masa persalinan, dan juga terbukti dapat
melangsingkan tubuhnya.
. Berdasarkan
uraian diatas bahwa banyaknya ibu nifas yang memakai obat tradisional pasca
melahirkan, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut tentang “ Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu
Nifas Tentang Penggunaan Obat Tradisional Di Wilayah Kerja Puskesmas Reubee Kecamatan
Delima Kabupaten Pidie 2016 ”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang ada maka penelitian merumuskan masalah penelitian
yaitu “ Apa Sajakah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Nifas Tentang Penggunaan
Obat Tradisional Di Wilayah Kerja Puskesmas Reubee Kecamatan Delima Kabupaten
Pidie 2016 ?”
1.3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan
Umum
Untuk
Mengetahui Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Ibu nifas
tentang penggunaan obat tradisional di Wilayah Kerja Puskesmas Reubee Kecamatan
Delima Kabupate Pidie 2016.
2. Tujuan
Khusus
a. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku ibu nifas tentang
penggunaan obat tradisional ditinjau dari segi Pengetahuan.
b. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku ibu nifas tentang
penggunaan obat tradisional ditinjau dari segi Budaya.
c. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku ibu nifas tentang
penggunaan obat tradisional ditinjau berdasarkan Kepercayaan.
1.4. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Penulis
Hasil
penulisan dapat menambah pengalaman baru, pengetahuan dan wawasan penulis
tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Prilaku Ibu Nifas Tentang Penggunaan Obat tradisional Di Wilayah Kerja Puskesmas
Reubee.
2. Bagi
Institute Pendidikan
Sebagai
bahan pelajaran dan kajian ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam penelitian, dan menambah bahan bacaan diperpustakaan.
3. Bagi
Tempat Penelitian
Sebagai
informasi dan Pengetahuan kepada masyarakat tentang Faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu nifas tentang penggunaan obat tradisional di wilayah kerja
puskesmas reubee.
4. Bagi
responden
Dapat
menjadi bahan pelajaran sebagai sumber informasi atau pengetahuan yang akan
dapat digunakan dalam praktek kehidupan.
5.
Bagi Peneliti
Sebagai
bahan tambahan ilmu yang dapat digunakan dalam kehidupan dan juga sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan. Lanjut Ke Ibu Nifas Bab II
0 comments:
Post a Comment