Monday, 3 October 2016

BAB II
TINJAUAN TEORITIS    

A.      Konsep Kebersihan
1.             Pengertian
Bersih secara behasa berarti bebas dari kotoran, suci, bening. Secara luas, makna kebersihan dapat berarti keadaan yang menurut kepercayaan, keyakinan, akal, atau pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung noda atau kotoran (Ayuningtyas, 2014).
Kebersihan merupakan kunci kualitas kesehatan seseorang. Apabila seseorang menjaga kebersihan dengan baik, maka dia akan terjaga dari penyakit. Akan tetapi, jika ia tidak menjaga kebersihan dengan baik, maka akan cepat terkena penyakit. Keadan kotor merupakan tempat hidup kuman-kuman yang menyebabkan berbagai penyakit (Anggie, 2014).
Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Manusia mencari makan dan minum serta memenuhi kebutuhan lainnya ketersediaan atau sumber-sumber yang dierikan oleh lingkungan dan kekayaan alam sebagai sumber pertama dan terpenting bagi pemenuhan berbagai kebutuhannya(Soemarwoto, 2010).
Menurut seorang ahli ilmu lingkungan (ekologi) terkemuka mendefinisikannya sebagai berikut : Lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita (Undang-Undang RI, 2009)
2.             Peran masyarakat
Peran serta masyarakat amat penting untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna system pengelolaan sumber alam dan lingkungan. Mutu peran serta masyarakat tergantung kepada wawasan lingkungan, tingkat kesadaran, kekuatan dan kemampuan lembaga dan pranata social serta kesempatan dan ruang gerak yang memadai bagi prakarsa masyarakat (Koesnadi, 2009)..
Gerakan swadaya masyarakat dalam penanganan masalah lingkungan hidup masih belum cukup kuat karena belum didukung sepenuhnya oleh kekuatan organisasi, pranata social, pengetahuan social, pengetahuan serta kondisi yang memadai. Untuk itu masih diperlukan usaha peningkatan kesadaran para pejabat pemerintah, baik pusat maupun didaerah, akan pentingnya menumbuhkan keswadayaan masyarakat dalam pelestarian dan perbaikan lingkungan hidup (Koesnadi, 2009).
          Menurut Lohtar Gundling mengemukakan beberapa dasar bagi peran serta masyarakat ini sebagai berikut (Harry Supriyono, 2008) :
1)      Memberi informasi kepada Pemerintah
Peran serta masyarakat terutama akan menambah pengetahuan khusus mengenai sesuai masalah, baik yang diperoleh dari pengetahuan khusus masyarakat itu sendiri maupun dari para ahli yang dimintai pendapat oleh masyarakat. Peran serta masyarakat tersebut adalah penting dan tidak diabaikan dalam rangka memberi informasi kepada Pemerintah mengenai masalah-masalah dan konsekuensi yang timbul dari tindakan yang direncanakan pemerintah. Dengan demikian pemerintah dapat mengetahui adanya berbagai kepentingan yang dapat terkena tindakan tersebut dan perlu diperhatikan.
2)      Meningkatkan kesediaan Masyarakat untuk menerima keputusan
Seorang warga masyarakat yang telah memperoleh kesempatan untuk berperanserta dalam proses pengambilan keputusan dan tidak dihadapkan suatu “ fait accompli” akan cenderung untuk memperlihatkan kesediaan yang lebih besar guna menerima dan menyesuaikan diri dengan keputusan tersebut.
3)      Membantu perlindungan hukum
Apabila sebuah keputusan akhir diambil dengan memperhatikan keberatan-keberatan yang diajukan oleh masyarakat selama proses pengambilan keputusan berlangsung, maka dalam banyak hal tidak aka nada keperluan untuk mengajukan perkara pengadilan.
4)      Mendemokrasikan pengambilan keputusan
Dalam hubungan peran serta peran serta masyarakat ini, ada pendapat yang menyatakan, bahwa dalam pemerintahan dengan sistem perwakilan, maka hak untuk melaksanakan kekuasaan ada pada wakil-wakil rakyat yang dipilih oleh rakyat, dengan demikian, tidak ada keharusan adanya bentuk-bentuk dari peran serta masyarakat karena wakil-wakil rakyat itu bertindak untuk kepentingan rakyat.


3.             Cara Menjaga Lingkunga
Kita perlu menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita. Caranya dengan membuang sampah pada tempatnya, menyapu dan mengepel lantai rumah, menguras bak mandi minimal dua minggu sekali, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan masih banyak cara-cara lainnya yang dapat kita lakukan untuk menjaga kebersihan di lingkungan sekitar kita (Tanti, Hardianti, 2014).
4.             Tips Menjaga Kebersihan Lingkungan
Berikut ini adalah tips dan trik menjaga kebersihan lingkungan (alfiandbimaboys.blogspot.com/‎2012) yaitu:
1. Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat bagaimana menjaga kebersihan lingkungan.
2.  Selalu Libatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
3.   Sertkan para pemuda untuk ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan.
4. Perbanyak tempat sampah di sekitar lingkungan anda.
5. Pekerjakan petugas kebersihan lingkungan dengan memberi imbalan yang sesuai setiap bulannya.
6. Sosialisakan kepada masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan non organik.
7. Pelajari teknologi pembuatan kompos dari sampah organik agar dapat dimanfaatkan kembali untuk pupuk;
8. Kreatif, Dengan membuat souvenir atau kerajinan tangan dengan memanfaatkan sampah.
9. Atur jadwal untuk kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan.
B.       Konsep Perilaku
Perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal, dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai bentangan yang sangat luas (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a.    Perilaku memelihara kesehatan adalah perilaku atau usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha penyembuhan bila mana sakit.
b.    Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau sering disebut dengan perilaku pencarian pengobatan. Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan.
c.    Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya. Perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya, perilau ini mencakup antara lain: makanan dengan menu seimbang,olah raga teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan tidak memakai narkoba.
C. faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tau dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagai besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Natoatmojo, 2008).
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemuai dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau di katakana sebelumnya (http://id.m. Wikipedia.Org/wiki/pengetahuan di akses 2014).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Roger 1974 (Natoatmojo, 2007) diketahui bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Over Behaviour).
Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan, sebelum mengadopsi prilaku baru di dalam diri orang tersebut akan terjadi proses yang berurutan, yaitu:
1.    Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu stimulus (objek).
2.    Interes (merasa tertarik) terhadap stimulasi atau objek tersebut, di sini sikap subjek sudah mulai timbul.
3.    Evalution (menimbang-nimbang) terhadap baik atau tidaknya stimulus terhadap bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4.    Trial, subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5.    Adaptasi, subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus.
Apabila penerima prilaku baru atau adopsi prilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka prilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya bila prilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka prilaku tersebut tidak akan lama.
Natoadmojo 2007 juga menjelaskan pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu:
1)   Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk keadaan pengetahuan mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2)   Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan menjelaskan secara benar terhadap objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3)   Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi ril sebenarnya.
4)   Analisis (Analysis)
Menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.
5)   Sintesis (Systesis)
Sisntesis  menunjukkan  kepada  suatu  kemampuan  untuk   meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhannya yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulis baru dari formasi-formasi yang ada.
6)   Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang diketahui sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ditentukan sendiri menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pentingnya pengetahuan ibu tentang kesehatan anak merupakan salah satu faktor yang mendukung ibu-ibu yang mempunyai balita dalam pemberian ASI eklusif sehingga ibu-ibu tidak memberikan makanan tambahan terlalu dini. Semakin tinggi ilmu pengetahuan, maka wawasan yang didapatkan akan semakin luas (Sarwono, 2009).
2.      Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan menausia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Depdiknas, 2005). Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam serta sesama manusia (Ahmadi, 2008).
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2007).
Dalam batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan, yaitu:
a.    Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidikan untuk (pelaku pendidikan).
b.    Proses (upaya yang direncanakan mempengaruhi orang lain).
c.    Output (melakukan apa yang diharapkan atau prilaku).
Menurut Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2003 pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah yang berbentuk SD/sederajat serta SLTP/sederajat. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas SLTA/sederajat. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup pendidikan Diploma, Sarjana, Magister dan Dokter yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi (Notoatmodjo, 2007).
Pendidikan seseorang merupakan salah satu proses perubahan tingkah laku, semakin tinggi pendidikan seseorang maka dalam memiliki tempat-tempat pelayanan kesehatan semakin diperhitungkan. Menurut Azwar (2008), pendidikan merupakan suatu faktor yang mempengaruhi prilaku seseorang dan pedidikan dapat mendewasakan seseorang serta berprilaku baik, sehingga dapat memiliki dan membuat keputusan dengan lebih tepat.
Pendidikan kesehatan dapat membantu para perawat di samping dapat meningkatkan pengetahuan juga untuk meningkatkan kemampuan (prilakunya). Untuk mencapai derajat perawatan kesehatan yang optimal. Tingkat pendidikan dan pengetahuan sangat mempengaruhi terlaksananya kegiatan pelaksanaan perawatan, baik itu pendidikan formal maupun non formal. tahap pendidikan sangat menentukan kemampuan seseorang dalam mengatasi masalah dalam kehidupannya baik di lingkungan social maupun di lingkungan kerjanya (Notoatmodjo, 2007).


3.      Informasi  
Informasi adalah keterangan pemberitahuan kabar atau berita tentang suatu media atau alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televise, poster dan spanduk. Media komunikasi adalah media yang digunakan pembaca untuk mendapatkan informasi sesuatu atau hal tentang pengetahuan berkaitan dengan penyediaan informasi bagi manajemen dalam pengambilan keputusan, informasi yang diperoleh harus berkualitas (Tugiman, 2004). Kualitas informasi tergantung dari tiga hal yaitu:
a.    Akurat bebas dari kesalahan tidak biasa untuk menyesatkan.
b.    Tepat waktu, informasi yang disampaikan tidak terlambat.
c.    Relevan informasi mempunyai manfaat bagi pemakainya.
Sumber informasi adalah individu maupun kelompok yang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam komunikasi. Sumber disebut sebagai komunikator, yang memiliki syarat-syarat beriut ini:
d.   Mempunyai sikap yang positif untuk terjadinya komunikasi
1.    Pengetahuan tentang pesan yang disampaikan cukup memadai
2.    Latar belakang sosial budaya, pendidikan cukup mendukung untuk terjadinya proses komunikasi (Efendi, 2003).
Informasi yang dapat diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tresedia bermacam-macam media masa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru (Notoatmodjo, 2007).



0 comments:

Post a Comment

About Me

My photo
Nama saya munawir, tinggal di aceh, sigli

BTemplates.com

Chattelblog.com
Powered by Blogger.

Popular Post