BAB V
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas
Reubee merupakan salah satu fasilitas kesehatan milik pemerintah yang terletak
di Kecamatan Delima.Dengan km2
yang meliputi 21 desa.Jumlah keseluruhan petugas/pegawai Pukesmas Reubee adalah
80 orang, diantaranya jumlah Dokter 3 orang,
jumlah perawat 40 orang, jumlah bidan 30 orang, jumlah petugas TU 3 orang,
jumlah Analis 2 orang, dan jumlah Apoteker/Farmasi 3 orang.
Adapun
batas-batas wilayah Pukesmas Reubee yang merupakan wilayah Kecamatan Delima
Kabupaten Pidie adalah sebagai berikut :
a.
Sebelah Utara berbatasan dengan
Wilayah Kerja Puskesmas Grong-Grong.
b.
Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas
Delima.
c.
Sebelah Selatan berbatasan
dengan Wilayah Kerja Puskesmas Mila.
d.
Sebelah Barat berbatasan dengan
Wilayah Kerja Puskesmas Padang Tiji.
Adapun fasilitas yang ada di Puskesmas Reubee yaitu Poli KIA, IGD,
Rawat Inap,Poli MTBS, Laboratorium, Rumah Dokter, dan Apotik.
5.2
Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Reubee
Kecamatan Delima Kabupaten Pidie pada tanggal 10 sampai dengan 15 Agustus 2016, dengan jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian
sebanyak 55 responden, dan tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara
membagikan kuesioner penelitian untuk diisi oleh responden.
Hasil
penelitian untuk mengetahui Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Ibu Nifas Tentang Penggunaan Obat Tradisional Di Wilayah
Kerja Puskesmas Reubee Kecamatan Delima Kabupaten Pidie 2016.
5.1.1
Analisa Univariat
a.
Perilaku
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Perilaku RespondenDi Wilayah
Kerja
Puskesmas Reubee Kecamatan
Delima
Kabupaten Pidie
No
|
Perilaku
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Baik
|
47
|
85,5
|
2.
|
Tidak Baik
|
8
|
14,5
|
Total
|
55
|
100
|
Sumber: data primer (diolah 2016)
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas perilaku responden
berada pada katagori baik yaitu 47 responden (85,5%).
b.
Pengetahuan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan RespondenDi Wilayah Kerja
Puskesmas Reubee Kecamatan Delima
Kabupaten Pidie
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Tinggi
|
22
|
40
|
2.
|
Sedang
|
25
|
45,5
|
3.
|
Rendah
|
8
|
14,5
|
Total
|
55
|
100
|
Sumber: data primer (diolah 2016)
Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas pengetahuan respondenberada
pada katagori sedang yaitu 25 responden (45,5%).
c.
Budaya
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Budaya RespondenDi Wilayah Kerja
Puskesmas Reubee Kecamatan
Delima
Kabupaten Pidie
No
|
Budaya
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Ya
|
46
|
83,6
|
2.
|
Tidak
|
9
|
16,4
|
Total
|
55
|
100
|
Sumber: data primer (diolah 2016)
Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas budaya berada pada
katagori yayaitu
46 responden (83,6%).
d.
Kepercayaan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Kepercayaan RespondenDi Wilayah
Kerja
Puskesmas Reubee Kecamatan
Delima
Kabupaten Pidie
No
|
Kepercayaan
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Ya
|
46
|
83,6
|
2.
|
Tidak
|
9
|
16,4
|
Total
|
32
|
100
|
Sumber: data primer (diolah 2016)
Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas kepercayaan berada pada
katagori yayaitu
46 responden (83,6%).
5.1.2
Analisa Bivariat
a. Hubungan Perilaku dengan Pengetahuan
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi Hubungan Perilaku Dengan Pengetahuan
Respondendi Wilayah Kerja Puskesmas Reubee
Kecamatan Delima Kabupaten
Pidie
No
|
Perilaku
|
Pengetahuan
|
Total
|
P
value
|
||
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
||||
1.
|
Baik
|
20(42,6%)
|
20(42,6%)
|
7(14,9%)
|
47(100%)
|
0.562
|
2.
|
Tidak
Baik
|
2(25,0%)
|
5(62,5%)
|
1(12,5%)
|
8(100%)
|
|
Jumlah
|
22(40,0%)
|
25(45,5%)
|
8(14,5%)
|
55(100%)
|
Data primer (diolah 2016)
Berdasarkan tabel 5.5 diatas hasil
analisa hubungan perilaku dengan pengetahuandiperoleh bahwa responden yang pengetahuan tinggilebih banyak perilaku
baikmemakai obat tradisional(42,6%) dibandingkan dengan responden yang pengetahuan
rendah(14,9%). Hasil uji statistik menggunakan chi-square test diperoleh
P value= 0.562. Maka dapat disimpulkan
bahwa pada alpha 5% ada hubungan yang signifikan antara pengetahuandengan
perilaku pemakaian obat tradisional.
b. Hubungan Perilaku dengan Budaya
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi Hubungan Perilaku Dengan Budaya di Wilayah Kerja
Puskesmas Reubee Kecamatan Delima
Kabupaten Pidie
No
|
Perilaku
|
Budaya
|
Total
|
P
value
|
|
Ya
|
Tidak
|
||||
1.
|
Baik
|
41(89,1%)
|
5(10,9%)
|
46(100%)
|
0.113
|
2.
|
Tidak
Baik
|
6(66,7%)
|
3(33,3%)
|
9(100%)
|
|
Jumlah
|
47(85,5%)
|
8(14,5%)
|
55(100%)
|
Data primer (diolah 2016)
Berdasarkan tabel 5.6 diatas hasil
analisa hubunganbudaya dengan terjadinya perilakudiperoleh bahwa responden yang budaya ya lebih banyak perilaku baik(89,1%) dibandingkan dengan responden yang budaya
tidak (33,3%). Hasil uji statistik
menggunakan chi-square
test diperoleh P value= 0.113. Maka dapat disimpulkan
bahwa pada alpha 5% ada hubungan yang signifikan antara budayadengan perilaku
pemakaian obat tradisional.
c. Hubungan Perilaku dengan Kepercayaan
Tabel 5.7
Distribusi frekuensi Hubungan Perilaku Dengan Kepercayaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Reubee Kecamatan Delima
Kabupaten Pidie
No
|
Perilaku
|
Kepercayaan
|
Total
|
P
value
|
|
Ya
|
Tidak
|
||||
1.
|
Baik
|
40(87,0%)
|
6(13,0%)
|
47(100%)
|
0.390
|
2.
|
Kurang
Baik
|
7(77,8%)
|
2(22,2%)
|
9(100%)
|
|
Jumlah
|
47(85,5%)
|
8(14,5%)
|
55(100%)
|
Data primer (diolah 2016)
Berdasarkan tabel 5.7 diatas hasil
analisa hubungankepercayaan dengan perilakudiperoleh bahwa responden yang kepercayaan ya lebih banyak ada perilaku memakai obat tradisional
(87,0%) dibandingkan dengan responden yang kepercayaan tidak (12,2%). Hasil uji statistik menggunakan chi-square test diperoleh P value= 0.390. Maka
dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% ada hubungan yang signifikan antara kepercayaandengan
perilaku memakai obat tradisional.
5.3
Pembahasan
5.2.1
Hubungan Perilaku dengan
Pengetahuan
Berdasarkan tabel 5.5 diatas hasil
analisa hubungan perilaku dengan pengetahuandiperoleh bahwa responden yang pengetahuan tinggi lebih banyak perilaku
baik memakai obat tradisional (42,6%) dibandingkan dengan responden yang
pengetahuan rendah (14,9%). Hasil uji statistik menggunakan chi-square test diperoleh P value= 0.562. Maka
dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% ada hubungan yang signifikan antara pengetahuandengan
perilaku pemakaian obat tradisional.
Pengetahuan adalah berbagai gejala
yang ditemuai dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.Pengetahuan muncul
ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau di katakana sebelumnya
(Wikipedia.Org/wiki/-pengetahuan di akses 2016).
Pengetahuan adalah hasil tau dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagai besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Natoatmodjo, 2008).
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Roger 1974 (Natoatmodjo, 2007)diketahui bahwa prilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak di
dasari oleh pengetahuan, sebelum mengadopsi prilaku baru di dalam diri orang
tersebut akan terjadi proses yang berurutan, Apabila penerima prilaku baru atau
adopsi prilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang positif, maka prilaku tersebut akan bersifat langgeng.
Sebaliknya bila prilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka
prilaku tersebut tidak akan lama.
Dari
hasi tersebut peneliti berpendapat pengetahuan yang tinggi juga akan
menimbulkan perilaku baik memakai obbat tradsisionalpada ibu nifas dan Sebaliknya, pengetahuan yang
rendah dapat berperilaku yang baik menggunakan obat tradisional bagi ibu nifas.
5.2.2
Hubungan Perilaku dengan
Budaya
Berdasarkan
tabel 5.6 diatas hasil analisa hubungan budaya dengan terjadinya perilakudiperoleh bahwa responden yang budaya
ya lebih banyak perilaku baik (89,1%)
dibandingkan dengan responden yang budaya tidak (33,3%). Hasil uji statistik menggunakan chi-square test diperoleh
P value = 0.113. Maka dapat
disimpulkan bahwa pada alpha 5% ada hubungan yang signifikan antara budayadengan
perilaku pemakaian obat tradisional.
Kebudayaan
yang diartikan sebagai totalitas pikiran, tindakan dan karya manusia tersebut
mempunyai tiga wujud (Koentjoroningrat, 1987 dalam Ibrahim, 2003). Pertama,
kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai, norma-norma,
peraturan, yag bersifat abstrak yang hanya dapat dirasakan, tetapi tidak dapat
dilihat dan diraba. Widyosiswoyo (2004) mengatakan gagasan-gagasan yang ada di
masyarakat saling terkait antara satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk
suatu sistem budaya atau culture system, contohnya adalah adat istiadat dan
ilmu pengetahuan.
Hal ini sejalan
dengan penelitian
sebelumnya
yang dilakukan oleh
Aris(
2006)dengan judulhubunganpengetahuan
ibutentang penggunaan obat herbaldipuskesmas bobotsari
purbalingga dengan jumlah
sampeL
45 orangdarihasilujiX2
menunjukkan faktor budayaberhubungan
dengan pemakaian obat trasdisional/obat
herbal.
Dari hasil tersebut peneliti berpendapat bahwa terhadap hubungan
antara budaya dengan perilaku menggunakan obat tradisional hal ini
dikarenakan lingkungan masyarakat yang
masih banyak menggunakan obat-obat ramuan, daun-daunan,dandapatbudaya
dalam perilaku yang baik pada menggunakan obat
tradisional.
5.2.3
Hubungan Perilaku dengan
Kepercayaan
Berdasarkan
tabel 5.7 diatas hasil analisa hubungan kepercayaan dengan perilakudiperoleh bahwa responden yang kepercayaan
ya lebih banyak ada perilaku memakai
obat tradisional (87,0%) dibandingkan dengan responden yang kepercayaan
tidak (12,2%). Hasil uji statistik
menggunakan chi-square
test diperoleh P value= 0.390. Maka dapat disimpulkan
bahwa pada alpha 5% ada hubungan yang signifikan antara kepercayaandengan
perilaku memakai obat tradisional.
Kepercayaan merupakan suatu hal yang
penting bagi sebuah komitmen atau perjanjian, dan komitmen hanya dapat
direalisasikan jika suatu saat berarti.Kepercayaan ada jika para pelanggan
percaya bahwa penyedia layanan jasa tersebut dapat dipercaya dan juga mempunyai
derajat integritas yang tinggi (Karsono, 2006).
Kepercayaan dapat diartikan dengan
kepercayaan (belief) atau keyakinan (conviction) suatu
pihak terhadap pihak lain atau terhadap suatu hubungan (relationship).
(Yuniningsih, 2007).
Dari
hasil tersebut peneliti berpendapat
bahwa terhadap hubungan antara kepercayaan dengan perilaku menggunakan obat
tradisional hal ini dikarenakan
lingkungan masyarakat yang masih banyak menggunakan obat-obat ramuan,
daun-daunan dalam mengobati segala macam masalah penyakit, sehingga menjadi
keyakinan yang kuat bagi masyarakat,dandapat menimbulkankepercayaan dalam perilaku yang baik pada menggunakan obat tradisional.
Lanjutkan Ke Ibu Nifas Bab VI
Lanjutkan Ke Ibu Nifas Bab VI
0 comments:
Post a Comment