Thursday, 8 September 2016

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1  Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Reubee merupakan salah satu fasilitas kesehatan milik pemerintah yang terletak di Kecamatan Delima.Dengan  km2 yang meliputi 21 desa.Jumlah keseluruhan petugas/pegawai Pukesmas Reubee adalah 80 orang, diantaranya jumlah Dokter  3 orang, jumlah perawat 40 orang, jumlah bidan 30 orang, jumlah petugas TU 3 orang, jumlah Analis 2 orang, dan jumlah Apoteker/Farmasi 3 orang.
Adapun batas-batas wilayah Pukesmas Reubee yang merupakan wilayah Kecamatan Delima Kabupaten Pidie adalah sebagai berikut :
a.       Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Grong-Grong.
b.      Sebelah Timur  berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Delima.
c.       Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Mila.
d.      Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Padang Tiji.
Adapun fasilitas yang ada di Puskesmas Reubee yaitu Poli KIA, IGD, Rawat Inap,Poli MTBS, Laboratorium, Rumah Dokter, dan Apotik.

5.2  Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Reubee Kecamatan Delima Kabupaten Pidie pada tanggal 10 sampai dengan 15 Agustus 2016, dengan jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian sebanyak 55 responden, dan tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner penelitian untuk diisi oleh responden.
Hasil penelitian untuk mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Nifas Tentang Penggunaan Obat Tradisional Di Wilayah Kerja Puskesmas Reubee Kecamatan Delima Kabupaten Pidie 2016.
5.1.1     Analisa Univariat
a.    Perilaku
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Perilaku RespondenDi Wilayah Kerja
Puskesmas Reubee Kecamatan Delima
Kabupaten Pidie

No
Perilaku
Frekuensi
Persentase
1.
Baik
47
85,5
2.
Tidak Baik
8
14,5
Total
55
100
                        Sumber: data primer (diolah 2016)

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas perilaku responden berada pada katagori baik yaitu 47 responden (85,5%).
b.   Pengetahuan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan RespondenDi Wilayah Kerja Puskesmas Reubee Kecamatan Delima
Kabupaten Pidie

No
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase
1.
Tinggi
22
40
2.
Sedang
25
45,5
3.
Rendah
8
14,5
Total
55
100
                        Sumber: data primer (diolah 2016)

Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas pengetahuan respondenberada pada katagori sedang yaitu 25 responden (45,5%).

c.    Budaya
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Budaya RespondenDi Wilayah Kerja
Puskesmas Reubee Kecamatan Delima
Kabupaten Pidie

No
Budaya
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
46
83,6
2.
Tidak
9
16,4
Total
55
100
                        Sumber: data primer (diolah 2016)

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas budaya berada pada katagori yayaitu 46 responden (83,6%).
d.   Kepercayaan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Kepercayaan RespondenDi Wilayah Kerja
Puskesmas Reubee Kecamatan Delima
Kabupaten Pidie

No
Kepercayaan
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
46
83,6
2.
Tidak
9
16,4
Total
32
100
                        Sumber: data primer (diolah 2016)

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas kepercayaan berada pada katagori yayaitu 46 responden (83,6%).

5.1.2     Analisa Bivariat
a.    Hubungan  Perilaku dengan Pengetahuan
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi Hubungan Perilaku Dengan Pengetahuan Respondendi Wilayah Kerja Puskesmas Reubee
Kecamatan Delima Kabupaten Pidie

No
Perilaku
Pengetahuan
Total
P
value
Tinggi
Sedang
Rendah
1.
Baik
20(42,6%)
20(42,6%)
7(14,9%)
47(100%)
0.562
2.
Tidak Baik
2(25,0%)
5(62,5%)
1(12,5%)
8(100%)

Jumlah
22(40,0%)
25(45,5%)
8(14,5%)
55(100%)
Data primer (diolah 2016)
Berdasarkan tabel 5.5 diatas hasil analisa hubungan perilaku dengan pengetahuandiperoleh bahwa responden yang pengetahuan tinggilebih banyak perilaku baikmemakai obat tradisional(42,6%) dibandingkan dengan responden yang pengetahuan rendah(14,9%). Hasil uji statistik menggunakan chi-square test diperoleh P value= 0.562. Maka dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% ada hubungan yang signifikan antara pengetahuandengan perilaku pemakaian obat tradisional.


b.   Hubungan  Perilaku dengan Budaya
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi Hubungan  Perilaku Dengan Budaya di Wilayah Kerja Puskesmas Reubee Kecamatan Delima
Kabupaten Pidie

No
Perilaku
Budaya
Total
P
value
Ya
Tidak
1.
Baik
41(89,1%)
5(10,9%)
46(100%)
0.113
2.
Tidak Baik
6(66,7%)
3(33,3%)
9(100%)

Jumlah
47(85,5%)
8(14,5%)
55(100%)
Data primer (diolah 2016)
Berdasarkan tabel 5.6 diatas hasil analisa hubunganbudaya dengan terjadinya perilakudiperoleh bahwa responden yang budaya ya lebih banyak perilaku baik(89,1%) dibandingkan dengan responden yang budaya tidak (33,3%). Hasil uji statistik menggunakan chi-square test diperoleh P value= 0.113. Maka dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% ada hubungan yang signifikan antara budayadengan perilaku pemakaian obat tradisional.








c.    Hubungan  Perilaku dengan Kepercayaan
Tabel 5.7
Distribusi frekuensi Hubungan  Perilaku Dengan Kepercayaan di Wilayah Kerja Puskesmas Reubee Kecamatan Delima
Kabupaten Pidie

No
Perilaku
Kepercayaan
Total
P
value
Ya
Tidak
1.
Baik
40(87,0%)
6(13,0%)
47(100%)
0.390
2.
Kurang Baik
7(77,8%)
2(22,2%)
9(100%)

Jumlah
47(85,5%)
8(14,5%)
55(100%)
Data primer (diolah 2016)
Berdasarkan tabel 5.7 diatas hasil analisa hubungankepercayaan dengan perilakudiperoleh bahwa responden yang kepercayaan ya lebih banyak ada perilaku memakai obat tradisional (87,0%) dibandingkan dengan responden yang kepercayaan tidak (12,2%). Hasil uji statistik menggunakan chi-square test diperoleh P value= 0.390. Maka dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% ada hubungan yang signifikan antara kepercayaandengan perilaku memakai obat tradisional.

5.3  Pembahasan
5.2.1     Hubungan  Perilaku dengan Pengetahuan
Berdasarkan tabel 5.5 diatas hasil analisa hubungan perilaku dengan pengetahuandiperoleh bahwa responden yang pengetahuan tinggi lebih banyak perilaku baik memakai obat tradisional (42,6%) dibandingkan dengan responden yang pengetahuan rendah (14,9%). Hasil uji statistik menggunakan chi-square test diperoleh P value= 0.562. Maka dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% ada hubungan yang signifikan antara pengetahuandengan perilaku pemakaian obat tradisional.
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemuai dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau di katakana sebelumnya (Wikipedia.Org/wiki/-pengetahuan di akses 2016).
Pengetahuan adalah hasil tau dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagai besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Natoatmodjo, 2008).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Roger 1974 (Natoatmodjo, 2007)diketahui bahwa prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan, sebelum mengadopsi prilaku baru di dalam diri orang tersebut akan terjadi proses yang berurutan, Apabila penerima prilaku baru atau adopsi prilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka prilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya bila prilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka prilaku tersebut tidak akan lama.
Dari hasi tersebut peneliti berpendapat pengetahuan yang tinggi juga akan menimbulkan perilaku baik memakai obbat tradsisionalpada  ibu nifas dan Sebaliknya, pengetahuan yang rendah dapat berperilaku yang baik menggunakan obat tradisional bagi ibu nifas.


5.2.2     Hubungan  Perilaku dengan Budaya
Berdasarkan tabel 5.6 diatas hasil analisa hubungan budaya dengan terjadinya perilakudiperoleh bahwa responden yang budaya ya lebih banyak perilaku baik (89,1%) dibandingkan dengan responden yang budaya tidak (33,3%). Hasil uji statistik menggunakan chi-square test diperoleh P value = 0.113. Maka dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% ada hubungan yang signifikan antara budayadengan perilaku pemakaian obat tradisional.
Kebudayaan yang diartikan sebagai totalitas pikiran, tindakan dan karya manusia tersebut mempunyai tiga wujud (Koentjoroningrat, 1987 dalam Ibrahim, 2003). Pertama, kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai, norma-norma, peraturan, yag bersifat abstrak yang hanya dapat dirasakan, tetapi tidak dapat dilihat dan diraba. Widyosiswoyo (2004) mengatakan gagasan-gagasan yang ada di masyarakat saling terkait antara satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk suatu sistem budaya atau culture system, contohnya adalah adat istiadat dan ilmu pengetahuan.
Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aris( 2006)dengan judulhubunganpengetahuan ibutentang penggunaan obat herbaldipuskesmas bobotsari purbalingga   dengajumlah sampeL 45 orangdarihasilujiX2 menunjukkan faktor budayaberhubungan dengan pemakaian obat trasdisional/obat herbal.
Dari hasil tersebut  peneliti berpendapat bahwa terhadap hubungan antara budaya dengan perilaku menggunakan obat tradisional hal ini dikarenakan  lingkungan masyarakat yang masih banyak menggunakan obat-obat ramuan, daun-daunan,dandapatbudaya dalam perilaku yang baik pada menggunakan obat  tradisional.

5.2.3     Hubungan  Perilaku dengan Kepercayaan
Berdasarkan tabel 5.7 diatas hasil analisa hubungan kepercayaan dengan perilakudiperoleh bahwa responden yang kepercayaan ya lebih banyak ada perilaku memakai obat tradisional (87,0%) dibandingkan dengan responden yang kepercayaan tidak (12,2%). Hasil uji statistik menggunakan chi-square test diperoleh P value= 0.390. Maka dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% ada hubungan yang signifikan antara kepercayaandengan perilaku memakai obat tradisional.
Kepercayaan merupakan suatu hal yang penting bagi sebuah komitmen atau perjanjian, dan komitmen hanya dapat direalisasikan jika suatu saat berarti.Kepercayaan ada jika para pelanggan percaya bahwa penyedia layanan jasa tersebut dapat dipercaya dan juga mempunyai derajat integritas yang tinggi (Karsono, 2006).
Kepercayaan dapat diartikan dengan kepercayaan (belief) atau keyakinan (conviction) suatu pihak terhadap pihak lain atau terhadap suatu hubungan (relationship). (Yuniningsih, 2007).

Dari hasil tersebut  peneliti berpendapat bahwa terhadap hubungan antara kepercayaan dengan perilaku menggunakan obat tradisional hal ini dikarenakan  lingkungan masyarakat yang masih banyak menggunakan obat-obat ramuan, daun-daunan dalam mengobati segala macam masalah penyakit, sehingga menjadi keyakinan yang kuat bagi masyarakat,dandapat menimbulkankepercayaan dalam perilaku yang baik pada menggunakan obat  tradisional.
Lanjutkan Ke Ibu Nifas Bab VI

0 comments:

Post a Comment

About Me

My photo
Nama saya munawir, tinggal di aceh, sigli

BTemplates.com

Chattelblog.com
Powered by Blogger.

Popular Post